
Lembar kisah itu adalah kamu. Ketika anak
sungai mengalir dalam tubuhmu yang puisi, lalu seketika jiwaku hanyut
dalam riaknya yang gemulai. Seperti ranting pepohonan yang memanggil m
usim, dan jatuh tepat di bawah kakimu. Adakah kau dengar desiran suara yang hinggap di antara helai rambutmu yang tersibak?
Kita adalah anak-anak jaman, yang mengukir kisah di antara hamparan
ilalang dan batu sungai. Memeluk musim yang sering memuisikan nafas...