Minum delapan gelas sehari baik untuk kesehatan hanyalah sebuah mitos
semata. Faktanya, sebuah penelitian menyebutkan minum air putih secara
berlebihan ternyata berbahaya. Seperti dikutip dari Dailymail, sebuah
penelitian menemukan bahwa minum delapan gelas air tidak memiliki dampak
positif bagi tubuh dan dapat membahayakan. Mereka mengatakan bahwa
klaim ilmiah di balik fungsi minum banyak air adalah sebuah omong
kosong.
Bahkan peneliti mengungkap bahaya dehidrasi hanya mitos. Tidak ada
bukti yang mengatakan bahwa air dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Seorang peneliti, Margaret McCartney mengatakan bahwa anjuran untuk
meminum air sebanyak 8 gelas sehari itu sama sekali tidak ada
manfaatnya. “Semua itu omong kosong. Semuanya hanya dibesar-besarkan
dengan maksud promosi merek sebuah air kemasan,” kata McCartney.
Seperti dupublikasikan dalam British Medical Journal, terlalu banyak
minum air putih akan menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap
kesehatan diantaranya, kurangnya konsentrasi dan akan mengalami
kesulitan tidur karena orang akan mudah terbangun di malam hari untuk
buang air kecil. Selain itu, McCartney juga menunjukkan dalam
bukti-bukti terpisah yang mengungkap kalau bahan kimia dalam botol air
kemasan dapat berbahaya bagi kesehatan.
Merusak ginjal
Tidak hanya cukup sampai disitu saja, sebuah studi lainnya
menyebutkan bahwa minum air berlebihan dapat merusak ginjal, bukan
mencegah kerusakan ginjal. Secara mengkhawatirkan, Dr. McCartney juga
memperingatkan bahwa asupan air berlebihan dapat menyebabkan kondisi
yang jarang terjadi namun fatal. Yaitu hyponatraemia, menurunnyaa level
garam dalam tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan otak.
Contohnya, aktor Anthony Andrews terkena penyakit setelah minum
terlalu banyak air selama latihan untuk perannya di film West End pada
tahun 2003. Dokter lainnya juga mengatakan bahwa tidak ada dasar medis
di balik klaim yang mengatakan minum banyak air dapat membantu penurunan
berat badan karena dapat menekan nafsu makan. “Bukti saat ini adalah
memang tidak ada bukti,” kata professor Stanley Goldfarb, ahli
metabolisme dari Universitas Pennsylvania.