dan kita juga tahu, bahwa di setiap waktu selalu tumbuh pucuk-pucuk dedaunan yang baru.
ahh...mungkin rinduku akan serupa angin, selalu masuk dan mengisi ruang-ruang yang kosong. menyalakan api di
dada-dada puisi.
tapi hari ini, hausku menjelma sungai, mengaruskan guguran daun-daun ke sebuah muara yang lebih pasti...doa cita...
"bahwa di tengah muara, menjelma delta dari arus lumpur hulu, masalalu"
di sanalah pulau harapan. subur menumbuhkan pohon-pohon baru.
mungkin dengan cinta yang baru...sama menjelma cahaya.
.......
pernah kutulis ini, "dan angin dinginmu menghangatkan tubuhku, menanti dedaunan runtuh, di mana hatiku rebah..."
ahh...mungkin rinduku akan serupa angin, selalu masuk dan mengisi ruang-ruang yang kosong. menyalakan api di
dada-dada puisi.
tapi hari ini, hausku menjelma sungai, mengaruskan guguran daun-daun ke sebuah muara yang lebih pasti...doa cita...
"bahwa di tengah muara, menjelma delta dari arus lumpur hulu, masalalu"
di sanalah pulau harapan. subur menumbuhkan pohon-pohon baru.
mungkin dengan cinta yang baru...sama menjelma cahaya.
.......
pernah kutulis ini, "dan angin dinginmu menghangatkan tubuhku, menanti dedaunan runtuh, di mana hatiku rebah..."
0 komentar:
Posting Komentar