Selain impotensi, permasalahan pria untuk urusan seksual adalah
ejakulasi dini. Pada ejakulasi dini, ketidakharmonisan bahkan disebabkan
karena ketidakpuasan pada kedua belah pihak. Pria yang mengalami
ejakulasi dini merasa tidak puas karena hubungan seksual berlangsung
sangat singkat di luar kehendaknya. Walaupun dapat mencapai orgasme,
pria yang mengalami ejakulasi dini juga merasa sangat kecewa karena
tidak mampu memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya. Sebenarnya
banyak pria yang pada awalnya tidak menyadari bahwa gejala ejakulasi
dini yang dialaminya merupakan bagian dari gangguan seksual.
Pengertian ejakulasi dini sendiri bermacam-macam tergantung para ahli
yang mengemukakan. Namun di antara berbagai macam pengertian dapat
disimpulkan bahwa ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol
ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat yang tidak sesuai dengan
keinginannya. Berdasar angka kejadian, pria dengan disfungsi ereksi
(impotensi) pada umumnya mengalami ejakulasi dini. Sebaliknya, pria
dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi.
Penyebab ejakulasi dini antara lain:
- Kurangnya kadar serotonin
Dalam otak manusia ada zat bernama serotonin yang berfungsi untuk
mengatur terjadinya ejakulasi. Serotonin disalurkan dari
neurotransmitter di otak untuk menghambat ejakulasi. Oleh karena itu,
jika kadar serotonin kurang atau tidak cukup, hal ini dapat menyebabkan
ejakulasi yang terlalu cepat.
- Gangguan pada sistem saraf
Saraf sangat berperan dalam pengaturan semua mekanisme tubuh. Jika
tidak optimal juga menyebabkan tubuh tidak dapat mengendalikan mekanisme
ejakulasi, yang mengakibatkan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini (yang
mana kedua hal ini saling berhubungan).
- Faktor psikologis
Misalnya pada pasangan yang baru menikah, biasanya masih gelisah saat
berhubungan dan mungkin terlalu banyak stimulasi/rangsangan, sehingga
ejakulasi terlalu cepat terjadi. Hal ini wajar dan akan pelan-pelan
berkurang sendiri seiring dengan berjalannya waktu. Penyebab psikologis
lainnya antara lain stres yang berkepanjangan sehingga tidak bisa
rileks, ingin cepat selesai ketika melakukan hubungan seksual, perasaan
bersalah (guilt), karena adanya persoalan antara kedua pasangan, adanya
perasaan tidak menyenangkan terhadap pasangan, bahkan ada juga karena
ada rasa takut terhadap wanita, dan sebagainya.
Tingkatan ejakulasi dini:
- Ringan: Ejakulasi terjadi setelah beberapa kali penetrasi/gesekan singkat.
- Sedang: Ejakulasi terjadi setelah penis masuk ke vagina.
- Berat: Ejakulasi terjadi begitu penis menyentuh (atau bahkan sebelum menyentuh) vagina bagian luar.
Apapun jenis/tingkatan ejakulasi dini yang dialami, baik pria maupun
wanita akan merasa tidak puas karena ejakulasi terjadi dalam waktu
sangat singkat di luar kehendak sehingga hubungan seksual harus berakhir
dan mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis.
Cara mengatasi masalah ejakulasi dini dapat dilakukan melalui dua
metode, yaitu sex therapy dan melalui obat-obatan pengontrol serotonin.
Namun yang lebih dianjurkan adalah sex therapy, karena obat-obatan
pengontrol serotonin mempunyai efek samping.
Sex therapy untuk mengatasi masalah ejakulasi dini dilakukan dengan bantuan istri. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi
dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin
orgasme dan ejakulasi.
2. Pada saat suami merasa ingin
orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan
menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik
untuk menghambat terjadinya ejakulasi.
3. Istri melakukan
masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera
memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan
gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat
tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua.
Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan
dengan hubungan seksual seperti di atas.
4. Dilakukan setelah
beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami
diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama
melakukanhubungan seksual dengan posisi istri di atas.
5.
Dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada
langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi
samping. Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka
hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.
Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah
itu, dan kapan saja diperlukan. Tetapi cara ini tidak selalu mudah
dilakukan karena beberapa kendala:
- Ketertutupan pihak pria terhadap istrinya.
- Tiadanya komunikasi dan kerjasama suami istri dalam masalah seksual.
- Perasaan enggan atau malas untuk melakukan latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.
Selain di atas, senam atau latihan kegel juga bisa dilakukan oleh
pria. Kegel dikenal sebagai latihan otot-otot panggu untuk meningkatkan
kualitas hubungan seksual. Kegel adalah suatu latihan untuk menguatkan
otot dasar panggul Pubococcygeus (PC) atau Pelvic Floor Muscle. Otot PC
disebut juga 'otot seksual' karena mendukung vagina, penis, uterus,
rectum dan bagian tubuh lain yang terkait fungsi seksual seperti orgasme
dan ejakulasi baik pada wanita maupun pria. Untuk menemukan lokasi otot
PC, Anda dapat menghentikan urine saat Anda buang air kecil, yaitu
terletak di bagian bawah penis dekat anus. Cobalah berhenti/tahan buang
air kecil sampai tiga kali sehingga Anda dapat menentukan posisi
otot-otot PC tersebut. Caranya dengan mengencangkan otot-otot tersebut
sebanvak 10 kali dan mengendorkannya 10 kali setiap hari, dalam tempo
satu hingga satu setengah bulan, secara otomatis Anda akan menjadi
terbiasa untuk menunda ejakulasi.
Semoga bermanfaat.
Salam,
(dr. Jonathan "9")
0 komentar:
Posting Komentar