1. Williamina Dean
Minnie membunuh para gadis muda hamil dan melahirkan tanpa pasangan. Dia menawarkan diri mengadopsi bayi-bayi baru lahir itu agar bisa meminta gaji dari pemerintah. Berkedok menjadi orang tua asuh, Minnie malah membunuh para bayi tidak berdosa itu dan menggunakan bayaran dari negara untuk bersenang-senang dan meningkatkan gaya hidupnya.
Pemerintah Selandia Baru hanya menemukan tiga tulang bayi, namun diduga dia membunuh lebih dari itu. Hingga kini tulang-tulang para bocah itu tersimpan rapi di museum pribadi kepolisian.
2. Dorothea Puente
Dorothea Helen Puente menjadi salah satu perempuan bengis
dalam sejarah Amerika Serikat. Wanita asal Kota Sacramento, Negara
Bagian California, ini punya usaha kos menjadi kedok untuk menjalankan
aksi pembunuhan hanya karena uang.
Penyewa kos-kosan miliknya tidak diijinkan menggunakan telepon. Puente juga memalsukan tanda tangan seluruh penghuni kamar untuk keperluan periksa keamanan. Dia mengambil seluruh harta milik mereka dan digunakannya membeli parfum baru, busana mewah, serta operasi pengencangan kulit. Dia tertangkap setelah polisi membongkar kebun belakang rumahnya dan menemukan mayat rusak terkubur tanpa kepala, lengan, dan kaki.
Saat di pengadilan, perempuan sadis ini tidak memperlihatkan penyesalan. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Puente meninggal tahun lalu.
Penyewa kos-kosan miliknya tidak diijinkan menggunakan telepon. Puente juga memalsukan tanda tangan seluruh penghuni kamar untuk keperluan periksa keamanan. Dia mengambil seluruh harta milik mereka dan digunakannya membeli parfum baru, busana mewah, serta operasi pengencangan kulit. Dia tertangkap setelah polisi membongkar kebun belakang rumahnya dan menemukan mayat rusak terkubur tanpa kepala, lengan, dan kaki.
Saat di pengadilan, perempuan sadis ini tidak memperlihatkan penyesalan. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Puente meninggal tahun lalu.
3. Karla Homolka
Cantik dan berambut pirang. Tidak ada satu pun orang
menyangka Karla Homolka menjadi saah satu perempuan paling kejam di
dunia. Dia dalang di balik pembunuhan berantai terjadi di Kanada.
Karla mendukung kekejian suaminya yang gemar memperkosa gadis-gadis muda lalu keduanya bahu membahu membunuh mereka. Sementara sang suami menggagahi para gadis, Karla merekam adegan itu, bahkan mengunggahnya di Internet. Pemerintah Kanada segera memblokir video itu.
Meski ada bukti kuat video sadis. Homolka hanya dihukum 12 tahun penjara saja. Dia kini hidup tenang di Kota West Indies.
Karla mendukung kekejian suaminya yang gemar memperkosa gadis-gadis muda lalu keduanya bahu membahu membunuh mereka. Sementara sang suami menggagahi para gadis, Karla merekam adegan itu, bahkan mengunggahnya di Internet. Pemerintah Kanada segera memblokir video itu.
Meski ada bukti kuat video sadis. Homolka hanya dihukum 12 tahun penjara saja. Dia kini hidup tenang di Kota West Indies.
4. Elena Ceausescu
Tak seindah namanya, Elena Ceausescu justru tercatat sebagai
perempuan keji sejagat. Istri dari mantan pimpinan komunis di Rumania,
Nicolae Ceausescu ini bertanggung jawab atas pembantaian bayi-bayi lahir
terjangkit virus HIV, salah satu kasus kesehatan paling besar di Eropa
pada 1970-1980.
Dia juga memotong anggaran pangan untuk rakyatnya dan menciptakan krisis serta kelaparan terhebat di Rumania. Perempuan ini akhirnya dieksekusi pada 1989.
Dia juga memotong anggaran pangan untuk rakyatnya dan menciptakan krisis serta kelaparan terhebat di Rumania. Perempuan ini akhirnya dieksekusi pada 1989.
5. Ratu Elizabeth I
Inggris punya sejarah kelam sebab kekejaman dilakukan pimpinan tertingginya, Ratu Elizabeth I. Dia bertanggung jawab atas pembantaian umat Katolik di seluruh Britania dan Irlandia.
Bersama
Ratu Mary dari Irlandia, keduanya bahu membahu menindas paham agama
itu. Saat dia memimpin, perbudakan dan perompakan juga marak.
6. Marybeth Tinning
Inilah sosok ibu paling biadab sejagat. Marybeth Tinning asal Amerika Serikat, membunuh seluruh anak-anak dan bocah dia adopsi hanya karena tidak ingin mereka tumbuh besar. Kedewasaan diyakininya membuat kelucuan mereka hilang.
Kejahatan itu dia lakukan kurun
waktu 1972-1985. Setelah anak-anaknya tiada, dia memotret mereka dan
mengabadikannya dalam satu album. Kejahatannya berakhir saat tetangganya
curiga tidak mendengar suara bocah di rumah Tinning. Polisi melakukan
investigasi dan akhirnya perempuan itu mengakui perbuatannya. Dia
dihukum 20 tahun penjara.
7. Rosemary West
Rosemary West dari Kota Gloucester, Inggris, menjadi
perempuan paling dikutuk oleh gadis-gadis se-Britania Raya. Dia
bertanggung jawab atas pemerkosaan dan pembantaian selusin wanita muda
di negara itu. Bersama suaminya, Fred West, kejahatannya dilancarkan
sepanjang tahun 90-an.
Perempuan calon korban bakal diculik lalu disekap beberapa hari di rumah Rosemary. Setelahnya, dia dan Fred bergiliran menggagahi mereka. Dia seorang pelaku seks yang menikmati bercinta dengan pria dan wanita. Rosemary juga bekerja menjadi pelacur dan mempunyai dua anak hasil hubungan badan dari pengguna jasanya itu.
Atas tindakan biadab ini, Rosemary dijatuhi hukuman mati pada 1992 oleh pemerintah Inggris.
Perempuan calon korban bakal diculik lalu disekap beberapa hari di rumah Rosemary. Setelahnya, dia dan Fred bergiliran menggagahi mereka. Dia seorang pelaku seks yang menikmati bercinta dengan pria dan wanita. Rosemary juga bekerja menjadi pelacur dan mempunyai dua anak hasil hubungan badan dari pengguna jasanya itu.
Atas tindakan biadab ini, Rosemary dijatuhi hukuman mati pada 1992 oleh pemerintah Inggris.
8. Phoolan Devi
Phoolan Devi terkenal ratu perampok dan mengorganisir kejahatan di India, namun satu-satunya perempuan dengan latar belakang suram mampu menembus parlemen di negara itu. Pada 1970, Phoolan remaja pernah diculik dan diperkosa oleh puluhan lelaki anggota geng kejam di Kota Behmai. Dia bisa meloloskan diri dan akhirnya menjadi penjahat nomor satu di Negeri Hindustan itu.
Saat mempunyai kekuatan
pasukan, dia kembali ke Behmai dan menangkap lelaki ditemuinya. Lalu
Phoolan menembaki mereka tanpa ampun sebagai balas dendam. Sekitar 22
pria tewas di tangannya. Kekejian ini membuat dia dihukum belasan tahun
penjara.
Selepas menjalani hukuman, Phoolan malah dinominasikan menjadi peraih penghargaan nobel oleh beberapa orang anggota parlemen Inggris. Selang dua bulan dari pencalonan itu, dia dibunuh oleh seorang lelaki yang dendam sebab kakaknya tewas ditembak Phoolan di Behmai pada 2001.
Delphine Lalaurie seorang penganut paham sosialis kejam tinggal di Negara Bagian New Orleans, Amerika Serikat. Rumahnya menjadi saksi kebiadaban dilakukan perempuan itu. Pada 1834, kebakaran terjadi di tempat tinggalnya dan pemadam kebakaran menemukan dua budak dirantai pada kompor. Anggota pemadam kebakaran dipandu oleh budak lain menuju loteng rumah Lalaurie, dan lebih dari selusin budak cacat dan buntung terbelenggu di tembok dan lantai. Beberapa dari mereka menjadi subyek percobaan obat mengerikan.
Saat ditemukan, para korban dalam kondisi nahas. Seorang laki-laki terlihat mempunyai dua kelamin sebagai percobaan pertukaran seks. Ada pula perempuan dikandangi dengan lengan seperti kepiting. Beberapa dari mereka sudah tidak punya tangan dan kaki, lalu ditambali kulit agar terlihat seperti ulat bulu.
Seorang budak tangannya disatukan dengan bagian tubuh lain, dan beberapa dari mereka mulutnya dijahit serta dibiarkan kelaparan sampai mati. Kebanyakan korban ditemukan tewas, tetapi masih ada yang hidup. Saat diselamatkan mereka memohon untuk dibunuh saja agar tidak menderita lagi.
Lalaurie berhasil melarikan diri sebelum dia diadili dan dia tidak pernah ditangkap. Saking kejamnya, wajah asli perempuan ini hanya diwakilkan sejumlah lukisan sketsa mukanya saja.
Selepas menjalani hukuman, Phoolan malah dinominasikan menjadi peraih penghargaan nobel oleh beberapa orang anggota parlemen Inggris. Selang dua bulan dari pencalonan itu, dia dibunuh oleh seorang lelaki yang dendam sebab kakaknya tewas ditembak Phoolan di Behmai pada 2001.
9. Delphine Lalaurie
Delphine Lalaurie seorang penganut paham sosialis kejam tinggal di Negara Bagian New Orleans, Amerika Serikat. Rumahnya menjadi saksi kebiadaban dilakukan perempuan itu. Pada 1834, kebakaran terjadi di tempat tinggalnya dan pemadam kebakaran menemukan dua budak dirantai pada kompor. Anggota pemadam kebakaran dipandu oleh budak lain menuju loteng rumah Lalaurie, dan lebih dari selusin budak cacat dan buntung terbelenggu di tembok dan lantai. Beberapa dari mereka menjadi subyek percobaan obat mengerikan.
Saat ditemukan, para korban dalam kondisi nahas. Seorang laki-laki terlihat mempunyai dua kelamin sebagai percobaan pertukaran seks. Ada pula perempuan dikandangi dengan lengan seperti kepiting. Beberapa dari mereka sudah tidak punya tangan dan kaki, lalu ditambali kulit agar terlihat seperti ulat bulu.
Seorang budak tangannya disatukan dengan bagian tubuh lain, dan beberapa dari mereka mulutnya dijahit serta dibiarkan kelaparan sampai mati. Kebanyakan korban ditemukan tewas, tetapi masih ada yang hidup. Saat diselamatkan mereka memohon untuk dibunuh saja agar tidak menderita lagi.
Lalaurie berhasil melarikan diri sebelum dia diadili dan dia tidak pernah ditangkap. Saking kejamnya, wajah asli perempuan ini hanya diwakilkan sejumlah lukisan sketsa mukanya saja.
10. Jiang Qing
Jiang Qing istri dari Mao Zedong, diktaktor komunis di China. Kepintarannya berpolitik membuat dia mendapatkan posisi paling berkuasa setara presiden di negara itu. Perempuan ini otak dibalik Revolusi Budaya Negeri Tirai Bambu ini.
Selama Revolusi Budaya,
banyak aktifitas ekonomi berhenti dan bangunan-bangunan kuno, artefak,
barang-barang antik, buku-buku, dan lukisan-lukisan tidak terhitung
banyaknya, hancur oleh Red Guards (pasukan Merah). Selama 10 tahun
Revolusi Budaya, juga berpengaruh pada sistem pendidikan diberhentikan
dan banyak orang-orang pintar dikirim ke kamp tahanan.
Jutaan rakyat China dilaporkan mengalami penyiksaan hak-hak asasi selama Revolusi Budaya. Ribuan lainnya mengalami pemecatan secara paksa. Perkiraan korban kematian, orang sipil dan pasukan merah, baik dari orang barat dan orang timur, sekitar 500 ribu orang. Namun, dalam kekacauan pada tahun 1966-1969, korban meningkat enam kali lipat.
Jutaan rakyat China dilaporkan mengalami penyiksaan hak-hak asasi selama Revolusi Budaya. Ribuan lainnya mengalami pemecatan secara paksa. Perkiraan korban kematian, orang sipil dan pasukan merah, baik dari orang barat dan orang timur, sekitar 500 ribu orang. Namun, dalam kekacauan pada tahun 1966-1969, korban meningkat enam kali lipat.
0 komentar:
Posting Komentar